Witing Tresno Jalaran Soko Kulino

"Cinta tumbuh karena terbiasa".

Izinkan aku memaknai sebuah pepatah jawa, dimana aku dengar pertama kali ketika aku masih sangat polos. Namun aku mengerti ketika aku pernah merasakannya. Baiklah kita mulai, fokus dan konsentrasi!

Pepatah yang dimulai dari kata kerja yang rumit dan abstrak, ditengahi kata kerja dan sebab yang jelas, dan diakhiri dengan kata sifat yang konkret. Ya cinta itu abstrak, karena cinta adalah bagian yang sulit untuk dijelaskan. Menurut KBBI, dikutip dari (https://kbbi.web.id/cinta), arti kata 'cinta' adalah suka sekali dan sayang benar. Cinta juga dapat diartikan sebagai kasih sekali, terpikat, ingin sekali, berharap sekali, rindu, khawatir, dan risau. Cinta termasuk dari bagian hidup kita dan tidak mungkin seseorang hidup tanpa cinta dan kasih dari orang-orang di sekitarnya. Rumit dan abstrak bukan? Hahaha

Tapi hal yang abstrak ini timbul dari sebuah hal yang sederhana, yaitu terbiasa. Walaupun sederhana, "terbiasa" hanya diperoleh dengan dedikasi. Agama Islam sendiri dikatakan bahwa manusia akan dikembalikan dengan kebiasaannya. Banyak orang yang khusnul khatimah juga karena terbiasa melakukan amalan-amalan tertentu, seperti sholat sunnah, ketika khutbah ataupun ketika berpuasa. Terbiasa ini betul-betul memerlukan dedikasi, sehingga menghasilkan sesuatu yang luar biasa seperti khusnul khatimah. 

Terbiasa itu juga butuh disiplin juga. Bayangkan jika pelari maraton tidak terbiasa melatih dirinya, berapa kilo yang bisa dila lalui? Andrea Pirlo pernah berkata, saya akan melatih tendangan saya hingga saya gagal mengenai target. Sebelumnya Pirlo memerlukan ribuan praktik agar terbiasa, hingga parameter nya bukan lagi berhasil (karena terbiasa untuk berhasil). Hasilnya? Pirlo dikenal sebagai eksekutor tendangan bebas terbaik di zamannya (28 goal). 

"Witing Tresno Jalaran Soko Kulino"

Mengajarkan bahwa kita jangan pernah kahwatir untuk tidak mencintai pasangan kita kelak. Karena dengan membiasakan diri, cinta akan tumbuh dengan sendirinya. Tentu terbiasa itu sendiri butuh syarat-syarat tertentu yang sudah kita sepakati dengan diri sendiri. Maka jika kita sudah sepakat, maka siapapun pasangan kita, kita akan mudah membiasakan diri dan beradaptasi. Hasilnya cinta akan tumbuh dengan sendirinya karena sudah ada kecocokan sebelumnya, dengan atau tanpa toleransi sekalipun. 

Konsep ini dekat sekali dengan konsep Islam tentang jodoh, dimana kita tidak perlu khawatir dengan siapa pasangan kita kelak. Namun kita harus tetap kahwatir dengan bagaimana pasangan kita kelak.  Kita tidak perlu berlebihan memuja orang yang kita sukai, karena sering kali hasilnya adalah kecewa. Karena rupa saja tidak akan pernah cukup untuk mempertahankan pernikahan. Kita juga bisa kok menikah dengan orang yang belum benar-benar kita cintai. Karena dalam islam tentunya tidak ada yang namanya pacaran ataupun HTS chat-an secara pribadi dengan lawan jenis yang bukan makhromnya di luar batasan (Naudzubillah). 

Jadi jangan khawatir tentang siapa jodoh kita, tapi khawatir dengan bagaimana jodoh kita, karena cinta bisa tumbuh karena terbiasa.

Komentar

Postingan Populer