My Grandma is a hero
"Bi, ema dimana?" Tanyaku
"Paling diditu tuh, nuju mersihan eceng di kali". Jawab Bibiku
Itulah kelakuan nenekku ketika masa sehatnya, bukan tanpa alasan beliau membersihkan eceng gondok yang tersangkut di jembatan sekolah. Jembatan tersebut hanya terbuat dari bambu yang rawan roboh, "sieun barudak ticebur mun jembatanna mendoyot" (takut anak-anak kecebur kalau jembatannya reot). Sekolah tersebut hanya sekolah kecil bernama Fatimiyah, sekolah kecil dipinggir desa. Nenekku begitu peduli pada sekolah ini dan semua orang di dalamnya. Jika ada anak yang kesulitan secara ekonomi, pasti akan dibantu. Beliau juga rajin menyalurkan zakat yang dititipkan oleh orang kepada guru-guru dan murid-murid kurang mampu.
Nenekku ingin mengajar sampai akhir tuanya, nenekku pensiun saat terserang stroke dan kesulitan untuk berbicara. Mungkin saat itu usianya hampir 70 tahun, begitu keras kepalanya beliau hingga sulit diminta pensiun. Beliau cinta dengan pekerjaannya, tidak suka diam di rumah saja.
Hingga di usianya yang ke 77 nenek berpulang dengan tenang. Aku berdosa karena nenek sempat menanyakanku sebelum berpulang, obrolan terakhir kami di video call pun tidak begitu jelas.
Terimakasih nenek, telah melahirkan Ibuku. Telah ikut serta mendidik dan menjagaku.
Lawrence, 11-02-24
Komentar