Bisa jadi

"Maaf mas, kita cukupkan prosesnya sampai di sini yah. Mudah-mudahan kita dipertemukan dengan yang terbaik". Kata-kata yang mungkin terlihat menyakitkan awalnya, aku bertanya-tanya apa yang salah dari diriku? Apakah aku jelek? Apakah ilmu agamaku yang kurang? Apakah karena belum jelas masa depanku? Seribu apakah membajiri renungku. Aku terlalu fokus untuk mengevaluasi diri, sebersit pikiran positif pun sulit sekali keluar dari otak yang terlajur dibanjiri oleh kortisol.

Namun, pada akhirnya waktu menjawab bahwa takdir Allah itu terbaik. Coba waktu itu aku maksain sama dia, kasihan dia ditinggal untuk waktu yang lama. Kasihan juga aku karena mungkin tidak jadi fokus dan ingin buru-buru balik ke indonesia. Malah nggak bisa dapat ilmu dengan maksimal. Banyak mudharat yang tidak terpikirkan sebelumnya. Dan jangan pernah anggap ini adalah sebuah pengorbanan, karena tidak ada takdir yang bisa dikorbankan. 

Dengan ketidakjadian itu, dia dapet suami yang insyaAllah lebih baik dari aku. Fokusku dengan studi juga tidak teralihkan. Dan bisa jadi Allah juga sedang menyiapkan istri terbaik untukku. 

Cara Allah menyelamatkan kita itu tidak selalu melalui hal-hal manis saja, bisa jadi Allah menyelamatkan kita dengan hal-hal yang kita anggap pahit. Berbaik sangkalah dengan takdir yang sedang disiapkan oleh Allah. 


Komentar

Postingan Populer